Login Daftar

Connie Rahakundini Bakrie Diperiksa Polisi Akibat Kasus Hoaks

Pada awal Desember 2024, seorang analis militer dan akademisi bernama Connie Rahakundini Bakrie kembali menjadi perhatian publik setelah dipanggil oleh Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan penyebaran hoaks. Di industri pertahanan Indonesia, Connie dikenal luas karena pekerjaannya sebagai pengamat militer dan partisipasinya dalam berbagai diskusi strategis. Namun, kasus terbaru ini menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat.

Connie memiliki pendidikan yang baik dan pengalaman yang panjang dalam keamanan dan pertahanan. Selain itu, Connie dikenal karena pandangannya yang kritis terhadap berbagai kebijakan, termasuk yang berkaitan dengan kepentingan nasional, dan ia sering berbicara dalam forum internasional tentang kemampuan militer Indonesia dan berbagai masalah geopolitik.

Connie tetap menjadi orang yang dihormati dalam bidangnya meskipun dia telah terlibat dalam banyak polemik. Artikel ini, yang dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6 pada hari Selasa (3/12), membahas profil lengkap Connie, karirnya, dan kasus yang tengah dihadapinya.

Latar Belakang Connie Rahakundini Bakrie

Connie Rahakundini Bakrie lahir pada tanggal 3 November 1964 di Bandung, Jawa Barat. Ia adalah anak dari ahli nuklir Bakrie Arbie dan Nyi Raden Sekarningsih Ardiwinata, seorang penulis dan fotografer. Connie memiliki darah Gorontalo dan Sunda dari ayahnya.

Latar belakang keluarga Connie yang berpendidikan tinggi sangat memengaruhi perjalanan hidupnya. Dia tumbuh dalam lingkungan yang menghargai ilmu pengetahuan, yang mendorongnya untuk berkarir dalam pertahanan dan keamanan. Connie menikah dengan Djaja Suparman dan mereka memiliki tiga anak bersama.

Connie, seorang akademisi dan profesional, terkenal di Indonesia dan di forum internasional sebagai pembicara tentang masalah strategis global.

Perjalanan Karier Connie Bakrie

Connie menyelesaikan sekolah menengah di Universitas Indonesia dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Asia Pacific Center for Security Studies (APCSS) di Hawaii dan Institut Kajian Keamanan Nasional (INSS) di Tel Aviv. Ia juga menjadi bagian dari program kepemimpinan di MIT di Boston, AS.

Connie adalah Direktur Eksekutif Institut Kajian Pertahanan dan Keamanan (IODAS) dan Institut Maritim Indonesia (IMI) dalam karirnya. Ia juga mengajar di sekolah-sekolah, seperti Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara dan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut.

Melalui berbagai jabatan strategisnya, Connie memainkan peran penting dalam pembentukan kebijakan pertahanan Indonesia, baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional.

Connie telah menulis banyak buku dan artikel yang membahas masalah dan kebutuhan membuat postur militer Indonesia berkembang. Karyanya, seperti Defending Indonesia dan Building Power and Ideal Position of the Army, telah menjadi referensi untuk studi pertahanan nasional.

Connie adalah pengamat militer yang terkenal sering memberikan kritik konstruktif terhadap kebijakan pemerintah. Ia juga dikenal karena pendapatnya yang tegas tentang berbagai hal, termasuk menentang keputusan pertahanan yang kontroversial.

Keterlibatannya di forum strategis internasional menunjukkan peran pentingnya sebagai orang yang dapat menghubungkan kepentingan Indonesia dengan dinamika dunia.

Pemanggilan Connie Bakrie oleh Polda Metro Jaya

Connie dipanggil ke Polda Metro Jaya atas dugaan penyebaran hoaks yang melibatkan masalah pemilu pada awal 2024 lalu. Diketahui bahwa kasus ini merupakan hasil dari penyebaran hoaks di akun media sosial pribadinya, @connierahakundinibakrie.

Connie menulis dalam unggahannya bahwa polisi dapat mengakses Sirekap dan bahwa formulir C1 dapat diubah dari Polres ke Polres. Setelah berita tersebar, Connie langsung meminta maaf dan mengubah pernyataannya.

Surat dengan nomor LP/B/1585/III/2024/SPKT/PMJ tanggal 20 Maret 2024 dan LP/B/1586/III/2024/SPKT/PMJ tanggal 20 Maret 2024 menunjukkan laporan Connie sendiri kepada Polda Metro Jaya.

Connie tidak mengetahui tentang pemanggilan ini karena dia berada di St. Petersburg, Rusia, sejak 29 November untuk bekerja sebagai akademisi. Dia menyatakan bahwa dia tidak menerima telepon selama berada di Indonesia.

Kontroversi Connie Bakrie

Connie sering menjadi subjek kontroversi karena dia orang yang vokal. Pada tahun 2022, ia mengkritik selebritas Deddy Corbuzier atas pemberian pangkat Letnan Kolonel Tituler, yang menjadi perbincangan di media sosial. Connie juga mendapat perhatian setelah berpidato di Pondok Pesantren Al Zaytun tentang infrastruktur militer di daerah itu.

Selain itu, Connie juga membuat pernyataan tentang situasi politik, mengatakan bahwa masa jabatan Presiden Prabowo Subianto hanya dua tahun. Banyak orang, termasuk tim pemenangan Prabowo-Gibran, menanggapi pernyataan ini dengan keras.

Connie menyatakan bahwa informasi tersebut tidak berasal dari pernyataannya sendiri, tetapi dari percakapan tertutup dengan seorang politisi. Kasus ini kemudian berkembang menjadi perdebatan yang melibatkan banyak orang yang mendukung dan menentangnya.

Meskipun demikian, peran Connie dalam pertahanan masih dihargai. Dia sering menjadi referensi dalam diskusi strategis dan kebijakan nasional dan internasional.

Leave a Comment