Di daerah Kota Sukabumi, cuaca ekstrem menyebabkan banjir, longsor, dan pohon tumbang. Pada hari Selasa, 11 Mei 2024, hujan dengan intensitas tinggi dan angin terjadi selama hampir 7 jam, menyebabkan bencana di 93 tempat.
Menurut Kalak BPBD Kota Sukabumi Novian, ada 118 orang yang harus mengungsi karena banjir limpasan. Banjir limpasan menyebabkan 13 tanah longsor, 10 pohon tumbang, 5 tanggul jebol, dan 2 tembok penahan tanah (TPT) ambruk.
Dampak Banjir Besar di Sukabumi
Di Cikondang, banjir menyebabkan lima belas rumah terendam dan dua puluh delapan orang harus mengungsi ke tempat pengungsian. Salah satu korban, Suherman (65), mengatakan bahwa banjir sebesar ini tidak pernah terjadi di kampungnya dalam 45 tahun terakhir.
Suherman menyatakan, “Dulu air sering naik, tapi tidak setinggi ini. Sekarang musibah besar.”
Di samping kerusakan rumah, banyak orang kehilangan barang berharga mereka. Misalnya, Suherman kehilangan pakaian dan perlengkapan rumah tangganya karena hanyut terbawa air.
Selain itu, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi membantu menangani bencana ini dengan mengerahkan personel dan peralatan, seperti pompa penyedot air, untuk mengurangi genangan air di permukiman penduduk.
Staf penanggulangan bencana PMI Kota Sukabumi, Dinar Muhamad, berkata, “Kami prioritaskan lokasi yang kondisinya cukup parah, agar penanganan lebih cepat.” Tim medis PMI juga memantau kondisi kesehatan warga yang terdampak.
Banjir ini tidak hanya merusak rumah dan harta benda, tetapi juga menyebabkan trauma psikologis dan kerugian material bagi banyak orang yang terdampak. Banyak orang yang berharap mendapatkan bantuan pemerintah untuk memperbaiki rumah mereka dan memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti pakaian dan kasur.
Suherman mengatakan bahwa dia berharap pemerintah segera memberikan bantuan karena dia tidak bisa bekerja dan rumahnya rusak parah.
Bencana banjir di Sukabumi ini mengingatkan kita akan pentingnya pengelolaan sampah dan drainase yang baik. Penyebab utama banjir adalah saluran air yang tersumbat.
Untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi, masyarakat diminta untuk menjaga lingkungan bersih. Diharapkan juga bahwa pemerintah setempat segera memperbaiki fasilitas dan prasarana yang rusak oleh bencana ini dan membantu warga yang terdampak pulih.
Pemerintah Evaluasi Kejadian Banjir
Pemerintah daerah tengah sedang menyelidiki sumber banjir limpasan yang sering terjadi selama hujan intensitas tinggi, kata Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji.
Selasa (5/11/2024) malam, Kusmana menyatakan, “Kita mengevaluasi titik-titik identifikasi apa sih penyebabnya apakah termasuk dampak dari sungai Cimandiri, kalau di sini kan dari sungai Cikondang ya tapi kalau saya lihat langsung memang mengecil sedangkan debit air membesar.”
Selain itu, warga yang terkena dampak banjir limpasan telah menerima bantuan berupa matras makanan dari Dinas Sosial Kota Sukabumi. Menurut Kusmana, ada dua kecamatan di Kota Sukabumi yang rawan bencana, yaitu Baros dan Cibeureum.
“Kami sedang melakukan penyelidikan terkait tata ruang, dan kami berharap warga yang memanfaatkan bangunan-bangunan yang ada tidak mengecilkan aliran sungai karena dampaknya sekarang terasa,” katanya.